"Tujuan dari propaganda modern
adalah tidak lagi mengubah opini,
tetapi membangunkan sebuah kepercayaan yang aktif
terhadap mitos"

(Jacques Ellul)

Selasa, 11 Januari 2011

Review Hari Pertama Sekolah Kebudayaan Populer dengan Tema : Masa Depan Bahasa di Dunia Maya

Review Hari Pertama Sekolah Kebudayaan Populer dengan Tema : Masa Depan Bahasa di Dunia Maya

Review untuk Hari Pertama Sekolah Kebudayaan Populer tahun 2011 : membahas persoalan marak dan berkembangnya bahasa-bahasa gaul dan dalam beberapa hal disebut sebagai 'bahasa alay' memperlihatkan beberapa catatan kritis menarik :

Pertama, dalam trend perkembangan bahasa situasi perubahan gaya bahasa semacam "alay' adalah hal yang akan sering hadir di mana ditunjang juga dengan perkembangan 'teknologi media' yang begitu menyediakan berbagai 'ruang dan prasana' yang semakin luas.

kedua, ada kekawatiran terjadinya berbagai degradasi etik dan moral dalam berbahasa di kalangan anak muda dan terlebih makin hilangnya kesadaran dan kemampuan berbahasa yang baik.

ketiga, ada kepentingan nalar bisnis dan ekonomi politik yang menyertai hadirnya 'kebudayaan berbahasa' semacam itu. Kepentingan ini menjadi desaign besar bagaimana 'berbahasa' kini hanya menjadi subjek dan sekaligus objek komoditas bisnis.

Keempat, hadirnya media memungkinkan juga terjadinya berbagai 'split identity' yang amat besar dimana identitas manusia sekarang 'terfragmentasi' dan 'terreduksi' secara radikal oleh pembentukan identitas-identitas baru yang makin bertumbuh dan sekaligus makin cepat menghilang (alias rapuh)

Kelima, berbahasa tak lagi hanya bisa difahami dalam kacamata instrumental belaka. Etik dan moral berbahasa yang makin mengering ini lambat atau pasti akan berpengaruh juga terhadap hadirnya krisis etik dan moral dalam dimensi yang lain.

Keenam, banyak dibutuhkan upaya yang serius untuk membangun integritas dan pemahaman berbahasa yang benar sehingga berbahasa menjadi cara dan ruang yang bermartabat bagi penataan kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus kehidupan peradaban manusia secara lebih luas.

Ketujuh, barangkali amat sulit untuk secara kaku untuk melarang dan menghambat 'hadirnya gaya berbahasa alay' semacam itu. tetapi ada kebutuhan bahwa 'realitas off line' yang mengartikan sebagai realitas kongkrit tidak boleh justru terkalahkan oleh 'realitas on line' yang makin menjamur. Dunia maya hanyalah cermin dari kenyataan tetapi bukanlah kenyataan itu sendiri. Artinya dunia maya tidak diharapkan justru menjadi acuan bagi masyarakat untuk menjadi pedoman nilai dan etika untuk kehidupan.

Kedelapan, proses pengawalan dan penjagaan berbahasa dan berkomunikasi yang etis dan bermartabat memang sebuah tantangan pekerjaan yang tidak sederhana. Untuk itu semua hal terutama 'negara' harus mampu menangkap dan menjaga ini dengan keseriusan.

Salam hangat.

2 komentar:

  1. Trimakasih untuk semua saja yang selalu serius untuk membantu dalam pelaksanaan proses kuliah kebudayaan inji. Salut...salut

    BalasHapus
  2. Proficiat buat teman-teman DPC PMKRI cabang Surakarta yang serius menggarap kegiatan ini. Masih banyak tema yang aku kira menarik untuk merenungkan perjalanan peradaban saat ini. Semoga tetap bertahan menjadi tradisi intelektual yang harus bersikap maju dan kritis

    BalasHapus